Sabtu, 29 Maret 2008

METRO-PURITAN

24/2 - 2008, Proto Theatre, Takanobaba – Tokyo]

Jakarta sebagai sebuah kota Metropolitan di Indonesia yang nota bene masih berada di peringkat negara yang tengah berkembang di dunia, masih menyimpan ketidaksiapan sebagai sebuah kota metropolitan, meski telah menjadi dambaan dan rangkaian gambar di dalam dada. Jutaan tanda tangan menandai keberadaan manusia di kota ini dengan seribu urusannya. Urbanisme dan isme-isme lainnya menyatu jadi satu. Benturan nilai-nilai sosial dan budaya bermunculan, ketidakmerataan pendidikan dan pengetahuan adalah penyebab berbagai konflik baik yang terlihat mau pun laten.
Masyarakat berada di lapisan transisi, ketidaksepakatan lahir dari berbagai ketidakmengertian. Jurang perbedaan pendapat antara pikiran dan sikap tradisional, primordial serta konvensional menyatu dalam difusi dan konfusi yang menuju pada sikap puritan.
Tetap tak mampu bergerak. Perspektif tak pernah berubah dalam mata batin. Perkembangan kota lebih ditujukan pada kebutuhan fisik. Gedung-gedung kondominium dan apartemen setinggi langit
bertumbuhan di ruang publik Jakarta. Hutan beton berkilau bagai pilar-pilar permata menjulang menusuk langit kota. Ribuan gedung pencakar langit bagai mencengkeram dengan tehnik cakar ayamnya di atas permukaan bumi yang telah ringkih karena resapan air lautnya. Namun, pemahaman dan pengetahuan tentang urusan sosial seperti tak pernah terjangkau dalam pikiran para pangreh dan pamong praja. Para intelektualis berderet bagai sekadar hiasan ornamental di negeri ini. Segala upaya pendekatan intelektual dan spiritual dilakukan di berbagai acara di media massa baik cetak dan elektronik, tetap bagai si bisu di antara manusia tuna rungu. Maka, cap sebagai kota metropolitan ini adalah kota hunian bagi para metro-puritan.

Photo by: Kaye O'Yek

Jakarta as a metropolitan city in Indonesia that memorandum still ranked at the middle of developing countries in the world, still save unpreparedness as a metropolitan city, despite having a yearning and a series of images in the chest. Millions signature mark of human existence in this city with a thousand affairs. Urbanism and other isms fused into one. Conflict of social values and pop culture, inequality of education and knowledge is the cause of various conflicts both look like any latent.Society was in transition layer, the disagreement was born from a variety of ignorance. Opinion gap between thought and traditional attitudes, as well as conventional primordial fused in the diffusion and confusion that led to the puritanical attitude.Fixed unable to move. Perspective never changes in mind's eye. The development of more targeted at the needs physical. Buildings, condominiums and apartments to the skies Jakarta grew in public spaces. Sparkling like a concrete jungle jewel towering pillars stabbing the sky city. Thousands of buildings skyscraper like gripping with claws techniques chicken on the earth's surface that has been frail since seawater infiltration. However, understanding and knowledge of social affairs like never reached in the minds of government and civil service. The intellectualist lined up like a mere ornamental decoration in this country. Every effort is intellectual and spiritual approach performed at various events in the mass media both print and electronic, still like the dumb among deaf people. Thus, the stamp as a metropolitan city is a residential city for metro-puritan.

ART IS NOT FOR IDIOT PEOPLE

27/2- 2008, Kawaguchi Art Factory – Saitama

Sama seperti melakoni hidup, memahami seni berarti berusaha
terus menerus untuk mencari tahu berbagai hal di seputarnya,
antara lain mengetahui data sejarahnya untuk dapat memahami
keberadaannya. Idiot adalah ungkapan umum di masa kini yang
digunakan bagi mereka yang bodoh karena tidak mempelajari
sesuatu hal dan banyak hal lainnya untuk meluaskan wawasan
sebagai perjalanan jiwanya dengan penuh damai menuju
kebenaran.

Foto : Makita Shohei

Just like living life, trying to understand the meaning of art continuously to find out various things around him,among others, knowing the historical data to understand existence. Idiot is a common expression in today's used for those who are stupid for not studying a matter and many other things to broaden horizons as a journey into the soul with great peace truth.

I GIVE MY HEART 2 U

2/3 – 2008, ARCUS Studio, Moriya-Ibaraki



Manusia cenderung menyukai hati yang diolah, bukan yang apa
adanya dan sejujurnya. Manusia lebih menyukai hal-hal yang telah
dipulas ketimbang yang aslinya. Manusia itu sesungguhnya penuh
pulasan, termanipulasi oleh berbagai hal, tidak jujur dan bukan
tabula rasa. Manusia itu hipokrit.

Photo by : Crissie Cadman

Humans tend to like the liver is processed, is not that what existence and to be honest. Humans are more like things that have been daubed than the original. Man is indeed full outward appearance, manipulated by many things, not honest and not tabula rasa. Man is hypocritical.



ESCAPIST


Foto dicopy dari: http://www.n-sns.jp/n-gene/report/2008/03/nipaf08.php







foto-foto oleh: Atieq




4/3 – 2008, Neon Hall, Gondo – Nagano


Foto oleh: Yusuke Ikuma


Bangsa Indonesia membutuhkan dukungan berupa harapan baik
dan doa serta sikap nyata bagi kesejahteraan lahir dan batin
masyarakat dan negaranya. Perlakuan semena-mena atas bangsa ini
oleh pemimpinnya terdahulu perlu dikaji ulang secara hukum [baca
: obyektif dan adil] pada kepemimpinan berikutnya. Soeharto
adalah salah satu tokoh kunci yang mampu membuka rahasia besar
di masa kepemimpinannya yang telah memporak porandakan
bangsa ini menuju kejatuhan yang tak kasat mata. Ia berhasil
mengisi dan membesarkan hati bangsa ini dengan cara manipulasi.
Peristiwa meninggalnya bekas pemimpin bangsa RI di awal tahun
ini adalah sebuah pertanyaan besar, menjadi jelas atau malahan
tidak sama sekali alias terbungkam mulut pasinya dan tertutup
bagai peti matinya di liang kubur sebagaimana seorang escapist,
meninggalkan berbagai bom-bom persoalan yang telah mulai
meletus satu per satu macam teroris. Hati bangsa ini pun telah
kosong dan terpotong.




Click
http://www.n-sns.jp/n-gene/report/2008/03/nipaf08.php



The Indonesian nation needs the support of good hope and prayers as well as real attitude to the welfare and unseen community and country. Arbitrary treatment of this nation by its leaders need to be reviewed prior law [read: objective and fair] in the next leadership.  
Soeharto is one of the key figures who can open a big secret in his tenure that has brought disorder to the downfall of this nation that the invisible. He managed to fill out and encouraging this nation by way of manipulation.The death of former leader of the RI at the beginning of the year  
This is a great question, be clear or even not at all aliases pale-silenced and closed mouth like a coffin in the grave as an escapist,leave many issues that bombs have started erupted one by one kind of terrorist.  
This people's heart has also been empty and cut off.